Postingan

Bukan Kebetulan IRNA: Sebuah Refleksi

Mengapa Ada di IRNA Bukan kebetulan kita ada dan ditempatkan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Sejak tahun 2018 sampai 2024 ini, situasi dan kondisi rumah sakit telah mengantar kita sedemikian rupa. Kita mengalami silih berganti direksi, kalakhar, dan kepala ruang yang masing-masing punya ciri dan gayanya tersendiri. Kita percaya bahwa semua itu pasti ada maksud dan tujuan-Nya, sehingga tidak ada yang sia-sia. Pasti ada hal yang kita pelajari, yaitu belajar untuk hidup dan bertumbuh sehingga tidak stagnan. Kita selalu diingatkan, bahwa semua ini adalah dari Dia, oleh Dia, dan bagi Dia saja segala kemuliaan. Dan, semua itu terwujud dalam sikap dan karya kita di IRNA. Kerja, Harapan, dan Tujuan Selama kita berada di IRNA, berbagai program kerja dari 2018-2024 telah, sedang, dan akan kita lakukan. Indikator mutu dan pencapaian targetnya menjadi tolok ukur kinerja kita sebagai satu kesatuan instalasi. Dan yang terus menjadi fokus saat ini adalah sistem manajemen bed.

Seruan Hati Nurani: Jangan Diam!

Hari-hari ini, kita disuguhi berita tentang manuver Jokowi dan keluarganya dalam hal kekuasaan. Lihatlah bagaimana keputusan Mahkamah Konstitusi dipakai untuk memuluskan jalan Gibran (putra sulung Jokowi) agar bisa lolos menjadi bakal calon wakil presiden. Lihat pula bagaimana Jokowi yang mengatakan netral di depan media, tetapi pada kenyataannya tidak demikian di aplikasinya. Dan lihatlah bagaimana semua hal memuakkan itu bisa terjadi tanpa ada rasa malu oleh pelakunya, bahkan dibungkus dengan sikap santun dan senyum ramah yang sering membutakan sebagian pendukung Jokowi, yang terus saja mengikuti tegak lurus apa katanya, sekalipun nyata-nyata menabrak etika dan membengkokkan konstitusi.  Kesalahan kita juga pada umumnya adalah menganggap satu orang pemimpin yang memenuhi harapan dan seolah sanggup menjadi tokoh ksatria pembebas (baca: mesias) yang selama ini kita idam-idamkan, adalah manusia yang tanpa cacat cela dan haram hukumnya untuk dikritik. Bagaimanapun juga, Jokowi itu manusi

Dari Yohana Mimi, yang berarti “anugerah terindah”, untuk siapa pun juga yang bukan kebetulan membaca ^^

Jumat, 15 September 2023 Hari ini, aku melihat-lihat tayangan youtube Sekretariat Kabinet RI yaitu pidato, rapat terbatas, tinjauan lapangan, dan keterangan pers Presiden Jokowi dalam minggu ini. Aku melihat tiap hari selalu saja ada kegiatan produktif dan bermakna yang Jokowi kerjakan dan tampilkan. Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, Jokowi tampak selalu konsisten dalam bersikap dan bertindak terhadap berbagai macam permasalahan baik itu dalam negeri maupun luar negeri, nasional maupun internasional. Konsisten di sini maksudnya adalah penguasaan diri yang luar biasa, baik itu dalam situasi menggembirakan (seperti saat perayaan hari kemerdekaan dan event-event massal lainnya) maupun menakutkan (seperti situasi geopolitik saat ini, krisis pangan, perubahan iklim, dll).  Melihat citra yang selalu konsisten ditampilkan pada diri Jokowi tersebut, timbullah pertanyaan-pertanyaan reflektif dalam diriku sebagai berikut: Bagaimana memiliki sikap, mental/jiwa, dan perilaku yang disi

Selamat Paskah: Berita Penting!

"Selamat paskah" bukan sekedar ucapan selamat yang sambil lalu disampaikan, hanya untuk sosial kemasyarakatan, apalagi hanya untuk sekadar sopan santun. Ada berita penting yang harus disampaikan saat momen hari raya Paskah ini, bukan sekadar ritual semu tanpa pengertian ataupun refleksi garing tanpa pemahaman. Berita penting apakah itu? Seberapa penting? Ini dia berita pentingnya: Yesus yang telah menderita di salib, mati dan dikuburkan, pada hari yang ketiga telah bangkit dari antara orang mati! Apa pentingnya berita tersebut?  1. Apa tujuan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus? Di dunia ini, tidak ada satupun manusia biasa yang hidup tanpa dosa. Semua manusia berdosa, semenjak Adam jatuh ke dalam dosa. Dosa itu membuat manusia layak untuk dihukum kekal di neraka. Itulah keadilan Allah. Manusia tidak dapat menghapus dosa tersebut dengan cara apa pun. Kebaikan, kesalehan, amal baik seperti apa pun tidak dapat membuat dosa itu hilang. Hanya ada satu cara untuk menghapusnya d

Proyeksi 5-10-15-20 Tahun ke Depan di Rumah Sakit Bethesda

Mengapa aku terpikir akan hal ini? Apa yang membuatku tertarik memikirkan hal ini? Apa latar belakang/konteksnya? Entah bagaimana, aku terpikir akan RS Bethesda 5-10-15-20 tahun ke depan akan seperti apa. Mengapa RS Bethesda? Mengapa bukan keluarga, atau gereja? (aku tidak tahu) Apa itu proyeksi 5-10-15-20 tahun ke depan? Apa saja yang mungkin terjadi dalam 5-10-15-20 tahun ke depan? Skenario apa saja yang bisa terjadi dari yang paling optimis-biasa-pesimis? Bagaimana sikapku untuk menyiapkan kemungkinan 5-10-15-20 tahun ke depan? Apa saja yang perlu kulakukan untuk bisa hidup dengan penuh makna dalam 5-10-15-20 tahun ke depan? Siapa saja yang kulibatkan dalam 5-10-15-20 tahun ke depan? Yang aku inginkan hanyalah menikmati Tuhan di mana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun aku berada. Jadi, di mana pun aku berada, kapan pun itu, dan dengan siapa pun, aku tetap enjoy aja karena ada Tuhan di dalamku dan aku di dalam-Nya.Itu adalah misi utama dalam hidupku, alasan mengapa aku ada. Lalu ap

Manusiawi dan Tuhanis: Pemikiran dan Pertanyaan

Pemikiran: Manusiawi atau humanis sering dikontraskan dengan Tuhanis, bahkan sering pula dipandang sebagai dikotomi. Manusiawi itu wajar dan umum. Tuhanis itu sering disalahpahami Manakah yang lebih penting/utama? Bisakan menjadi Tuhanis sekaligus manusiawi? Latar Belakang: Aku mendapati unggahan komentar di media sosial sering terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah orang-orang yang sangat teosentris atau Tuhanis, meminjam istilah adik sepupuku. Golongan kedua adalah mereka yang sangat antroposentris atau manusiawi. Misalnya dalam menyikapi pandemi COVID-19 ini. Golongan Tuhanis akan memandang pandemi ini sebagai wujud murka Tuhan terhadap manusia yang sangat berdosa, yang melupakan Tuhan, sehingga layak dihukum. Sebaliknya, golongan manusiawi, akan melihat pandemi ini sebagai ancaman bagi eksistensi ras manusia sehingga mau tidak mau harus melakukan berbagai upaya dengan segenap ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Seringkali, kedua golongan tersebut ber

Pengalaman Mengikuti Webinar tema COVID-19: Belajar Bertanya

Gambar
Ini pengalaman pertamaku mengikuti webinar sendirian dan mengajukan pertanyaan tertulis kepada para pembicara. Berawal dari disposisi yang disampaikan sekretaris Wadir Yanmed, yang isinya menugaskanku untuk mengikuti webinar berjudul "Managing COVID-19 crisis to give fair and equitable sevices for the vulnerable"  pada hari Kamis tanggal 16 April 2020 jam 10.00-11.30 WIB. Informasi lebih lanjut tentang webinar bisa dilihat melalui link di bawah ini: http://manajemenrumahsakit.net/2020/03/webinar-managing-covid-19-crisis-to-give-fair-and-equitable-services-for-the-vulnerable/ Pengalaman yang menggelikan juga saat menghubungi narahubung untuk bertanya tentang mekanisme mengikuti webinar dan disebut sebagai "bapak" (wkwk). Kemudian pada hari H di ruang pertemuan IT rumah sakit, sempat tidak bisa masuk atau terhubung karena kurang informasi tentang alamat web yang harus diakses, ada sedikit tambahan. Syukurlah bisa masuk meskipun agak terlambat beberapa menit--set